Wavy Tail
Tree

Kamis, 15 Juni 2023

Program Pengenalan Keberagaman Budaya dan Toleransi di Sekolah

Halo friends, 

        Kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan negara dengan keberagaman budaya, etnis, agama, dan suku yang kaya. Namun, seringkali perbedaan ini menjadi sumber konflik dan ketidakpahaman antar kelompok. Oleh karena itu dibutuhkan penerapan pendidikan multikultural sejak dini untuk mencegah terjadinya dampak negatif tersebut. 

Sumber : https:mengeja.id
        Menurut Nuryanti (2020) menyatakan bahwa Pendidikan multikultural secara aktif menolak segala bentuk diskriminasi dan rasisme di sekolah dan masyarakat. Pernyataan tersebut memberikan konsep baru peran sekolah dalam menginternalisasikan nilai-nilai multikultural kepada siswa sangat penting. Apabila siswa-siswa tersebut telah ditanamkan dengan nilai-nilai toleransi, kerjasama, dan penghargaan terhadap perbedaan sejak awal, maka perilaku mereka akan mencerminkan nilai-nilai tersebut. Jika hal ini berhasil dimiliki oleh generasi muda, maka kehidupan masa depan yang diprediksi relatif damai dan saling menghormati dapat terwujud. Selain itu, pendidikan ini juga mengedepankan penerimaan dan pemahaman terhadap keberagaman yang disebut pluralisme dalam kehidupan siswa, guru, dan masyarakat, yang mencakup aspek ras, suku, bahasa, agama, ekonomi, dan gender. Penting untuk membangun kesadaran, penghargaan, dan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya di kalangan siswa agar dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. 

        Salah satu solusi untuk permasalahan sosial budaya dan pendidikan yang dapat disosialisasikan kepada masyarakat Indonesia adalah "Program Pengenalan Keberagaman Budaya dan Toleransi di Sekolah".

    Program Pengenalan Keberagaman Budaya dan Toleransi di Sekolah bertujuan untuk mempromosikan pengertian, penghargaan, dan toleransi terhadap keberagaman budaya di kalangan siswa. Berikut adalah langkah-langkah implementasi program ini: 

  • Pembelajaran tentang Keberagaman Budaya: Materi pembelajaran tentang keberagaman budaya harus diintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Hal ini dapat dilakukan melalui pengenalan tentang berbagai kebudayaan, tradisi, adat istiadat, bahasa, dan seni dari berbagai daerah di Indonesia. Materi ini dapat diajarkan dalam mata pelajaran seperti sejarah, budaya, agama, atau bahasa. Dengan demikian, Pendidikan  dalam berbagai bentuknya terbukti dapat berhasil dalam mengembangkan pemahaman budaya (Maulana & Helmy, 2018).
  • Mengadakan Acara Kebudayaan: Sekolah dapat mengadakan acara kebudayaan yang melibatkan siswa, guru, dan masyarakat setempat. Acara ini dapat berupa festival kebudayaan, pertunjukan seni tradisional, pameran budaya, atau lokakarya kebudayaan. Melibatkan komunitas lokal dalam acara ini akan menciptakan kesempatan untuk saling berbagi dan meningkatkan pemahaman antar kelompok.
  • Pelatihan Guru: Guru harus diberikan pelatihan khusus dalam pengenalan keberagaman budaya dan pemahaman antarbudaya. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman mendalam tentang berbagai budaya, strategi pengajaran yang inklusif, dan keterampilan dalam menghadapi konflik atau ketidakpahaman antar siswa. Misalnya strategi pengajaran menganut kearifan lokal. Kearifan lokal yang ada dalam setiap masyarakat mencerminkan filosofi hidup yang menyatu secara holistik. Dalam perjalanan sejarahnya, kearifan lokal ini berhasil menciptakan keseimbangan yang harmonis antara manusia, sesama, dan lingkungan. Guru memiliki tugas untuk mengajar materi pembelajaran dengan menggabungkan konteks dengan nilai-nilai kearifan lokal, seperti contohnya Candi Prambanan di Jawa (Kusumawati & Rochmahwati, 2018).
  • Aktivitas Kolaboratif Antar Kelompok: Sekolah dapat mengadakan aktivitas kolaboratif yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang budaya. Misalnya, program pertukaran siswa antar sekolah, proyek kelompok yang melibatkan siswa dari berbagai budaya, atau kegiatan kerjasama dalam mengatasi masalah sosial atau lingkungan. Hal ini akan membantu memperkuat hubungan sosial antar siswa dan mengurangi stereotip negatif. Agar pengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat diakui sebagai sesuatu yang penting, diperlukan materi pembelajaran yang mendorong siswa untuk menghargai hak-hak minoritas dan warga masyarakat adat. Tindakan ini dapat mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tercipta saling penghargaan antara masyarakat dalam situasi multikultural (Widodo & Setiawan, 2016).
  • Pendidikan Nilai-nilai Toleransi: Sekolah harus memasukkan pendidikan nilai-nilai toleransi dalam kegiatan sehari-hari. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan aturan sekolah yang mendorong penghargaan terhadap perbedaan, diskusi kelas tentang toleransi dan penghormatan, dan penggunaan contoh-contoh positif dari kehidupan sehari-hari yang menunjukkan keberagaman budaya.
  • Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Penting untuk melibatkan orang tua dan masyarakat dalam program ini. Orangtua memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman yang jelas mengenai pendidikan multikultural pada anak-anak sangatlah penting. Pemahaman ini sebaiknya dimulai sejak masa bayi, sejak dini (Setyowati & Hasanah, 2015). Cara lain sekolah dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa untuk berbagi informasi tentang program dan menggali dukungan mereka. Melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan sekolah akan membantu menciptakan kesadaran dan pengertian yang lebih luas tentang keberagaman budaya.

        Melalui Program Pengenalan Keberagaman Budaya dan Toleransi di Sekolah, diharapkan siswa akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya, nilai-nilai toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan. Program ini juga dapat memperkuat ikatan sosial antara siswa, guru, orang tua, dan masyarakat, serta menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis.

Referensi :

  1. Nuryanti, S. W. (2020). Integrating Multicultural Education in the Curriculum: A Case Study of Tolerance Program in Indonesian Schools. Journal of Education and Learning, 9(3), 366-373.
  2. Maulana, R., & Helmy, Y. (2018). Fostering Intercultural Understanding in Indonesian Schools: Challenges and Strategies. Journal of Intercultural Communication Research, 47(1), 20-38.
  3. Kusumawati, D., & Rochmahwati, L. (2017). Promoting Cultural Diversity in Indonesian Schools: A Case Study of Tolerance Education Program. Journal of Educational Social Studies, 6(2), 131-143.
  4. Widodo, P., & Setiawan, B. (2016). Developing Intercultural Competence through Multicultural Education in Indonesian Schools. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 5(2), 253-262.
  5. Setyowati, L. P. D. S., & Hasanah, U. (2015). Promoting Tolerance and Cultural Diversity through Multicultural Education in Indonesian Primary Schools. Journal of International Education Research, 11(2), 121-132.



Sabtu, 08 April 2023

Pemanfaatan trend Tiktok oleh Guru terhadap Kreativitas Belajar Siswa

Ilustrasi Pengaruh Media Sosial (Source. CNN Indonesia)

Dewasa belakangan ini, Media sosial menjadi sesuatu yang melekat pada manusia, tak terkecuali bagi siswa. Selain siswa yang kecanduan menggunakan smartphone, penyebab lainnya ialah menghabiskan waktunya untuk menyaksikan video yang ia rasa menarik. Ini bisa membuat fokus belajar siswa tersebut berkurang karena beralih ke media sosial tersebut, salah satunya ialah Tiktok. Muyasaroh (2022) mengungkapkan bahwa Tiktok menjadi salah satu faktor mereka mengabaikan waktu belajar, sehingga mereka hanya mengingat apa yang mereka mainkan pada layar smartphone-nya. Namun, apa jadinya apabila seorang guru memanfaatkan Tiktok sebagai peningkatan kreativitas siswa? Bagaimana peran tiktok  sehingga penyampaian guru dapat memotivasi siswanya?

Tiktok atau Douyin di China, merupakan media sosial yang melayani penggunanya melalui video berdurasi pendek sebagai media dalam menangkap dan menyajikan berbagai momen. Tiktok sendiri didirikan oleh sebuah perusahaan teknologi internet yakni ByteDance dan diciptakan pada tahun 2012 oleh Zhang Yiming. Tiktok dengan cepat merebak keseluruh dunia dengan berbagai sosial yang menarik. TikTok pada tahun 2022 telah memiliki sekitar 800 juta pengguna di seluruh dunia dan mampu mencapai 45 juta unduhan dalam tiga bulan mengalahkan Facebook dan WhatsApp sebagai aplikasi paling populer di seluruh dunia (Huang, 2018). 

Pengaruh yang diberikan oleh Tiktok kepada penggunanya dapat berakibat positif dan negatif. Hal ini juga dirasakan oleh siswa yang menggunakan media sosial tersebut. Oleh karena itu, diperlukan solusi dari seorang guru untuk mencegah peralihan fokus belajar dengan memanfaatkan aplikasi tersebut sebagai sarana pembelajaran siswa. Sebuah penelitian Derkach et. al (2022) terhadap 250 siswa di Ukraina  menunjukkan bahwa 97% siswa “secara moral” bersedia menggunakan jejaring sosial, yaitu video TikTok, untuk tujuan pendidikan. Kesediaan ini menjadi pedoman guru untuk memanfaatkan Tiktok sebagai sarana untuk saling berbagi ilmu dan wawasan kepada seluruh dunia, bukan hanya teman sekelas.Fitur Edukasi yang dimiliki oleh Tiktok melalui berbagai tagar seperti #samasamabelajar #serunyabelajar dimana terdapat penyajian video berisi ilmu-ilmu yang bersifat umum ataupun spesifik tergantung konten apa yang disajikan oleh suatu pengguna (Firamadhina, 2020) .

Ilustrasi Siswa bermain Tiktok sebagai Conten Creator Pendidikan (Source. ArenaLTE.com)

Konten yang disajikan oleh tiktok melalui creator dapat meningkatkan insight siswa untuk mengenal materi pembelajaran lebih menarik, sehingga materi tersebut tidak membosankan. Beberapa kasus terjadi bahwa siswa yang mudah bosan selalu membuka aplikasi tiktok untuk menghilangkan bosan daripada membaca buku yang tebal (Muyasaroh, 2022). Guru dapat memanfaatkan konten sebagai ajang kreativitas belajar siswa dengan berpartisipasi mengikuti tagar-tagar bersifat edukasi dapat berpeluang dilihat oleh banyak orang. Guru dapat memanfaatkan Tiktok sebagai ruang para siswa untuk berkreasi mengenai materin yang dipaparkan. Dorongan siswa untuk menjadi kreator pendidikan inilah menjadi daya tarik siswa untuk memahami suatu materi.

Salah satu daya tarik yang diberikan tiktok ialah video berupa konten dapat dipadukan dengan musik yang diinginkan. Pengguna memiliki kebebasan dalam memilih musik yang sesuai keinginan pengguna. Pengguna pun dapat mengedit video mereka dengan gaya tulisan yang telah di sediakan dan penambahan efek video pun disediakan dalam fitur TikTok. Fitur-fitur ini menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Fitur yang mudah dipahami mampu menarik perhatian siswa terhadap peluang belajar yang dilakukan di sekolah (Faizi, Afia, & Chiheb, 2013). 

Apabila fitur dan konsep video dimanfaatkan dengan baik oleh siswa maka dapat menjadi kunci keberhasilan guru dalam memacu kreativitas para siswanya. Selain itu, komunikasi yang baik antar siswa dan guru mampu membuat siswa lebih aktif dalam berpartisipasi dalam kelas tatap muka. Selain itu, guru juga dapat menghubungkan siswa dan media sosial untuk saling berinteraksi sosial dengan orang lain serta membawa manfaat terbesar (Sandstrom & Dunn, 2014). 

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan trend Tiktok dapat menjadi salah satu langkah guru untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.


Referensi :

Derkach, S., Vantsa, I., Melnyk, M., Matuzko, A. Kolpashchykova, A., Romanova, I. (2022). The Trend      of Tick-Tock Video as a New Tool for Motivating the Educational Activities of Students of Kyiv                 University of Culture: Analytical and Prognostic Aspect. Journal of Higher Education Theory and         Practice, 22(14), 163-169.

Faizi, R., Afia, A. E., & Chiheb, R. (2013). Exploring the Potential Benefits of Using Social Media in        Education . International Journal of Engineering Pedagogy, 50-53.

Firamadhina, F., Krisnani, H. (2020). Perilaku Generasi Z terhadap Penggunaan Media Sosial Tiktok:        TikTok Sebagai Media Edukasi dan Aktivisme. Share: Social Work Jurnal, 10(2), 199-208.

Huang, Z. (2018, May 8). The world’s most popular iPhone app isn’t Facebook or WhatsApp. Quartz.  Retrieved from https://qz.com/1272285/bytedances-music-video-app-douyin-tik-tok-is-the-most-    downloaded-iphone-app-in-2018s-first-quarter/

Muyasaroh, Siti (2022) Dampak Penggunaan Tiktok terhadap Penurunan Minat Belajar dan Prestasi     Akademik Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al-Muayyad III       Tegowanu. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

Sandstrom, G. M., & Dunn, E. W. (2014). Social Interactions and Well-Being: The Surprising Power of     Weak Ties. Personality and Social Psychology Bulletin, 40(7), 910-922.